Breaking News

Untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Jombang Pelaku Usaha Mikro Mohon Mendapat Fasilitas dari Pemda



Jombang SARANAPOS. com, Para Pelaku usaha mikro di Kabupaten Jombang saat ini sedang tumbuh cukup representarif. Mereka mampu berproduksi secara baik, namun para pelaku usaha belum bisa memasarkan hasil produksinya dengan cepat  karena keterbatasan akses pasar. Untuk itu, mereka berharap pemerintah daerah Kabupaten Jombang bisa memfasilitasi, dengan menggelar pameran yang lebih sering lagi.

“Harapan mereka, sering ada event dan promosi serta pameran.  Mereka tidak mampu menggelar pameran sendiri tanpa keterlibatan pemerintah daerah.  Pameran yang digelar sekali dalam setahun menurut para pelaku usaha mikro masih kurang memadai,” kata Sutikno, Kabid Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang kepada media pada Senin 20/1/2020.
Hal tersebut disampaikan Sutikno mewakili keinginan para pelaku usaha mikro binaan Dinas Koperasi. Para pelaku usaha, mengaku sudah mampu berproduksi  berbagai jenis makanan dan minuman menggunakan sumber daya alam dan pekerja lokal Kabupaten Jombang.
Berdasarkan mapping yang dilakukan Dinas Koperasi UMKM tahun 2019 lalu tercatat 5.000 unit pelaku usaha.  Jumlah tersebut meningkat dibanding  tahun 2018 lalu yaitu sekitar 4.200. Usaha mikro yang berjumlah 5.000 unit usaha itu merupakan  industri keluarga dan rumahan. Jumlah tersebut belum termasuk pelaku usaha mandiri, seperti pedagang penthol keliling, pedagang  mamin gerobak di pinggir jalan.

Menurut Sutikno, beragam produk UMKM ini sudah bagus, namun mereka belum bisa menerobos pasar modern, karena kualitas kemasan belum bisa memenuhi kriteria pasar modern. Selain mekanisme pembayaran tidak sesuai dengan kondisi UMKM.
Pelaku usaha mikro butuh bantuan peningkatan standarisasi  produk, seperti legalitas usaha, labeling izin edar, perizinan BPOM, PIRT, model kemasan (packing), batasan kedaluwarsa dan lainnya yang bersifat administratif ungkapnya.
“Beragam labeling itu sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha mikro. Namun berada diluar Dinas Koperasi. Pembinaan secara kelembagaan sudah kami lakukan, tetapi diluar itu, bukan kewenangan kami,” ujarnya.

Secara umum kualitas produk usaha mikro Jombang sudah bisa bersaing dengan daerah lain. Hal ini terbukti pada saat Dinas Koperasi dan Usaha Mikro menyertakan tiga pelaku usaha pada Ekspo SMESCO  di Semarang pada 22-25 Nopermber 2019 lalu. Tiga peserta mendapat penghargaan sebagai dekorasi stand terbaik, produk terbaik, penjualan terlaris.
“Semua produk yang dibawa oleh  tiga peserta habis terjual.  Alhamdulillah, dari pameran ada tindak lanjut perdagangan, yang sampai sekarang masih terus berkembang, ” ungkap Sutikno. Tiga Usaha Mikro itu menyuguhkan prosuk keripik pisang dan turunannya dari Megaluh, Jamu-jamuan dari Wonosalam, dan tas plastik rajut dari Mambang Diwek. Omset masing-masing peserta waktu itu mencapai Rp 20 juta.
Menurut para pelaku usaha, kata Sutikno, idealnya dalam satu tahun ada enam kali event pameran. Bisa di dalam Kabupaten Jombang, dan bisa juga mereka siap dikirim ke luar daerah terdekat.

“Memang Sesungguhnya, para pelaku usaha mikro butuh bugetting terhadap  standarisasi produk, guna mendukung  percepatan pembangunan ekonomi warga Kabupaten Jombang,” pungkas Sutikno. (Wots Sp).

Tidak ada komentar