Kisah Ateng, Penjual Gulali Tradisional yang Masih Bertahan di Era Milenial
Jombang, SARANAPOS.COM - Jauh sebelum produk permen kemasan membanjiri pasaran seperti sekarang ini, Indonesia memiliki jajanan tradisional yang terbuat dari bahan gula dan biasa dijajakan oleh pedagang keliling.
Pilihan bentuknya pun unik dan beragam, mulai dari bentuk ayam hingga pistol bisa diminta oleh pembeli kepada sang penjual.
Jajanan ini sempat ngetop pada zamannya dan selalu diserbu pembeli, tak hanya anak-anak, jajanan ini juga digemari oleh orang dewasa.
Namun, seiring berjalannya waktu, di era milenial seperti sekarang ini, penjual gulali yang dulu mudah dijumpai, kini sudah jarang terliha.
Satu di antara sedikit pedagang yang masih bertahan menjajakan gulali tradisional tersebut ialah Nursikin Alias Pak Ateng (70).
Pria asal Grogolan, Mojowarno, Jombang ini mengaku sudah berjualan gulali sejak tahun 1975, bila dihitung hingga tahun ini, berarti Pak Ateng sudah berjualan gulali selama 45 tahun.
"Saya berjualan dari kampung ke kampung keliling dan berjualan di sekolahan sejak tahun 1975, saat itu saya langsung mencoba berjualan gulali dan keterusan sampai saat ini," ucapnya saat ditemui Jurnalis SARANAPOS.COM, Senin (03/08/2020).
Ia mengaku memperoleh keterampilan membentuk gula yang dipanaskan menjadi beraneka bentuk unik dari kakaknya yang sudah terlebih dahulu berjualan gulali.
"Dulu saya diajari kakak saya, dia juga pedagang gulali," ujarnya.
Sholikan warga Sukonilo Mojowarno menceritakan "Pak Ateng jualan gulali tahunya sejak sekolah di SDN Rejoslamet 2 kelas 2 dan lulus tahun 1987, alhamdulillah pak ateng tetap sehat dan selalu melucu yang tidak pernah hilang sejak dulu yang membuat betah pembeli mengantri,"pungkas Sholikan (kayi SP)
Tidak ada komentar