Breaking News

Bupati dan Wakil Bupati Jombang Panen Tembakau Bersama Warga Desa Jatibanjar Kecamatan Ploso.



Jombang SARANAPOS. COM, Musim panen raya tembakau di wilayah Utara Berantas memasuki masa puncaknya.
Panen tembakau yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Jombang Hj. Munjidah Wahab dan Sumrambah dilaksanakan pada hari Kamis 26/9/2019
Ikut mendampingi Bupati, Staf Ahli Bupati, Kasatpol PP Jombang Agus Susilo Sugioto, Sekdin Pertanian Jombang, Camat se utara Berantas, Kepala Desa se Kecamatan Ploso dan para petani tembakau yang lagi panen tembakau.

Luas tanam tembakau tahun 2019 di kabupaten Jombang mencapai 5.304 HA,meningkat 12HAn dibanding tahun 2018 dimana luas tanam sekitar 5.292 HA, dengan adanya peningkatan luas tanam ini Berpengaruh pada peningkatan produksi,pada tahun 2018 daun tembakau basah mencapai 59.146 ton sedangkan pada tahun 2019 produksi daun basah mencapai 61.291Ton, jadi mengalami peningkatan sekitar 3,6 %
Sebagai bentuk perhatian pemerintah kabupaten Jombang memberikan bantuan berbagai sarana kepada petani antara lain Pupuk NPK basah 110.250 kg Pupuk KNO3 tembakau 11.025 kg Handsprayer elektrik 70unit Cultivator, 14 unit Pompa air dan selang 14 unit, alat rajang tembakau 20 unit,Pisau rajang 40 unit Terpal 50 lembar timbangan duduk 25 unit.

Selain dari APBD Kabupaten Jombang pemerintah Provinsi juga memberikan bantuan untuk petani tembakau berupa Handtraktor 3 unit Cultivator, 3 Pompa air dan selang 2 unit terpal 20 lembar dan pupuk NPK fertila 30.000kg.

Selain bantuan yang diberikan kita juga melakukan pembinaan teknis kepada petani tembakau terutama bagaimana cara budidaya dan pasca panen tanaman tembakau dengan harapan tembakau jombang semakin berdaya saing.
Saat ini tembakau lokal jombang sudah mendapat pengakuan secara resmi dari kementrian pertanian.
Bupati Jombang mengatakan, saat ini petani tembakau utara Berantas senang karena musim  kemarau dan belum turun hujan sehingga hasil panen tembakau yang di ranjang maupun dijantur baik dan harganyapun mahal, untuk itu masyarakat Jatibanjar harus bersyukur, tutur Hj. Munjidah Wahab.

Tantangan petani tembakau antara lain cuaca yang            makin  sulit diprediksi ,naiknya biaya produksi tenaga kerja dan pupuk non subsidi,keterbatasan alsintan dan fluktuasi harga tembakau yang turun ketika hujan tiba.
Petani berharap ada regulasi dari pemerintah Kabupaten Jombang tentang standar harga tembakau baik yang janturan maupun Rajangan sehingga petani tidak mengalami kerugian saat musim hujan tiba. (Wots Sp).

Tidak ada komentar