Breaking News

Bupati Dan Wakil Bupati Hadiri Dialog Warung Pojok Kebon Rojo Tentang Meningkatkan Daya Saing Tembakau Jombang



Jombang SARANAPOS. COM, Mulai akhir Agustus 2019 petani tembakau Kabupaten Jombang ada yang mulai panen raya tembakau. Dalam rangka meningkatkan daya saing  tembakau Jombang Pemkab menggelar dialog interaktif yang diprakarsai oleh Dinas Kominfo, Dinas Pertanian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang
yang dikemas dalam dialog Warung pojok Kebon Rojo.

Acara tersebut  digelar di Dusun Rayung Desa Kepuhrejo Kecamatan Kudu Jombang pada Kamis 29/8/2019,   dimulai pukul 15.00 wib. Begitu Bupati dan Wakil Bupati Jombang dihibur tampilnya kesenian jaranan dan Barongsai dari warga Kepuhrejo Kudu.

Untuk sesi pertama dialog menghadirkan seorang petani tembakau Warto dan Sutikno pengurus APTI Jombang.
Warto petani tembakau mengatakan, yang jadi masalah bagi petani tembakau adalah pengairan jadi saat kemarau seperti ini belum debit air sumur berkurang sehingga petani tembakau kesulitan air ketika mau memupuk tembakau. Di Desa Kepuhrejo ada dua embung dan sekarang dangkal mohon Dinas pertanian mengeruk embung tersebut, tuturnya.

Sutikno dari APTI Jombang mengatakan, untuk harga tembakau ada patokannya yaitu harga tertinggi 48.000 perkg dan terendah 35.000 rajangan kering, katanya.
Untuk mengatasi kekurangan air petani tiap tahun melalui Gapoktan mendapatkan bantuan dari pemkab Jombang, imbuhnya.

Sesi kedua giliran Kepala Dinas Hadi Purwantoro dan        PT. SADANA              Pak Dwi.
Selama ini Dinas Pertanian selalu memberikan penyuluhan kepada petani bagaimana cara memelihara dan menanam tembakau yang berkualitas baik.
Menanggapi permintaan petani tentang pengerukan 2 embung di Desa Kepuh Rejo saat ini Jombang punya dua varietas unggul yaitu Jinten Pakpie dan Manilo, tutur Hadi Purwantoro.
Menurut Kadis Pertanian Jombang tembakau itu tanaman aneh terlalu banyak air mati kekurangan air puret atau tidak bisa tumbuh normal, tuturnya.
Ditanya tentang masalah pengerukan embung, Warto berharap segera direalisasi oleh Dinas Pertanian.

Pak Dwi dari PT. SADANA mengatakan, apabila tingkat kebersihan hasil panen tembakau baik harganya pun tinggi, tembakau jelek di campur dengan baik harganya juga turun tetapi dengan kemitraan PT. SADANA dengan petani dan APTI itu ada kesepakatan harga tertinggi dan harga terendah jadi petani tidak rugi, katanya.
Dan PT. SADANA juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan APTI Jombang melakukan sekolah lapangan dan penyuluhan kepada petani cara memelihara tembakau yang benar, kita sudah kerja sama dengan petani tembakau sejak tahun 2013, kata Pak Dwi.

Wakil Bupati Jombang mengatakan, petani tembakau itu harus bermitra dengan PT. SADANA, karena petani terhindar dari permainan harga tengkulak diibaratkan petani itu sapu lidi kalau hanya satu maka mudah dipatahkan, tetapi kalau sapu lidi jumlahnya seikat maka akan kuat. Sehingga bermitra dengan SADANA petani akan jadi kuat dan tidak bisa dibohongi tengkulak karena PT. SADANA sudah mematok harga tertinggi dan harga terendah, inilah tujuan bermitra dengan PT. SADANA, tutur Sumrambah.

Fathurahman dari Balitas mengatakan, selama tiga tahun kita melakukan penelitian terhadap 9 varietas dan tinggal dua yang menjadi varietas baru yaitu Jinten Pak pie dan Manilo, ujar Pak Dwi.
Sesi dialog yang terakhir Bupati Jombang mengatakan, bulan September 2019 adalah bulan berkunjung ke Jombang, saya berharap masyarakat Jawa Timur Hadir ke Jombang, tutur Hj. Munjidah Wahab.
Hasil panen tembakau tiga tahun terakhir cukup bagus dan membuat petani tembakau senang. Karena Dinas pertanian Jombang selalu memberikan penyuluhan kepada petani tembakau sehingga hasilnya memuaskan. Dinas pertanian harus merespon permintaan petani tembakau untuk segera mengeruk embung didesa Kepuhrejo Kudu, kata Bupati Jombang.

Pemerintah Kabupaten Jombang mengadakan Temu pengusaha pembeli tembakau, karena saya ingin tembakau Jombang juga  memiliki daya saing, dan Direktur Djarum Kudus sudah  pernah ketemu saya dan saya katakan Jombang juga sebagai penghasil tembakau yang kualitasnya baik.
Luas lahan tembakau di utara Brantas sekitar 304 hektar dan di sekitar Bareng 60 hektar dengan jumlah petani 11.530 orang, pungkas Bupati Jombang.

Wakil Bupati Jombang pada acara dialog interaktif warung pojok Kebon Rojo tersebut sempat menikmati aroma tembakau rajangan murni yang dipamerkan di acara tersebut.
Aroma tembakau  Jinten Pakpie dan Manilo memiliki perbedaan aroma yang khas dengan tembakau Jinten Pakpie. (Wots Sp)

Tidak ada komentar