Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM/PENGMAS) Prodi Magister Sains Hukum & Pembangunan (MSHP) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (SPs UNAIR)
Nganjuk, Saranapos.com, (Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur),Jum’at, 13 Desember 2024.
Hari Jum’at, Tanggal 13 Desember 2024 - Prodi Magister Sains Hukum & Pembangunan (MSHP), Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (SPs UNAIR) telah melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan BUMDEs dalam mengembangkan kerjasama, mengoptimalkan potensi, dan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Kunjungan Pengmas Prodi MSHP diterima oleh Kepala Desa Gampeng Ibu Teliana Sing Faedahti, S.Keb., Bd. beserta jajaran pengurus desa, Pengurus Badan Perwakilan Desa, Pengurus BUMDEs, dan warga Desa Gampeng.
Dari SPs UNAIR, kegiatan ini dihadiri oleh ketua kegiatan yaitu Bapak Dr. Arif Rahman Hakim, S.E., M.S.E. bersama Bapak Dr. Radian Salman, S.H., LL.M., Ibu Dr. Rosa Ristawati, S.H., LL.M., dan Bapak Dr. Wahyu APM Wibawa, S.E., M.Si; bersama Tim Humas SPs UNAIR: Ibu Fitri Wardhani, S.E., dan Ibu Sany Mega Septiana, S.Psi., M.PSDM serta rekan mahasiswa/i: Ibu Fadilla & Bapak Rafi (Prodi MSHP), Bapak Giza & Bapak Joshua (Prodi DHP).
Berkesempatan mengawali materi, Dr Radian Salman memulai dengan aspek penting dari badan hukum yang harus dimiliki BUMDEs karena dapat memberikan manfaat dan mengoptimalkan peluang potensi pengembangan BUMDEs kedepan.
Dr Radian juga menyinggung, “Perusahaan-perusahaan yang dari Surabaya atau ring 1 itu semua sekarang pindahnya ke Nganjuk, Lamongan, karena upah disini masih murah.
Jadi disini ada giat ekonomi, ada pergeseran ekonomi”.
Beliau menambahkan pentingnya promosi melalui internet seperti website atau media sosial, “Misal ada tempat wisata religi, itu dicantumkan di website, ada produk-produk UMKM itu dicantumkan di website”.
Selain itu, perhatian pada kearifan lokal. “sebagaimana termuat pada studi ilmiah karya alumni UNAIR yang menulis tentang pamali desa gampeng, ada 14 seperti suami tidak boleh potong rambut apabila istri tengah mengandung; kalau makan tidak boleh nyunggi piring dan seterusnya”.
Dr. Rosa menyampaikan, “Ada peraturan pemerintah yang terkait BumDes salah satunya memberikan kesempatan bagi warga untuk berpartisipasi.
Jadi prinsipnya adalah prinsip partisipatif, pasal 4. Jadi implementasi tanggung jawab BumDes bukan berangkat dari Direktur BumDes, tapi Direktur BumDes dapat dibantu oleh para warga, Jadi para warga juga punya peran berpartisipatif”; ditambahkan pula “Jadi Gampeng bisa menjual berton-ton pisang, tapi tidak mengolah pisang tersebut menjadi suatu produk.
Jadi ini bisa menjadi inovasi, sehingga bisa menjadi produk unggulan.
Jadi bisa buat produk-produk yang sebenarnya variatif”, ujarnya.
Beliau juga mengajukan pertanyaan, “Apakah disini juga ada potensi objek wisata? Jika ada maka ada pengunjungnya, itu BumDes juga bisa jual produk tersebut disitu, kemudian souvenir.
Misal di Desa Taro, Gianyar Bali, ada bukit kapur itu dibuat tempat wisata dan souvenirnya bisa berupa stiker untuk kemudian dijual”.
Dr. Wahyu berujar, “Sekarang itu sudah tidak ada batasan pasar.
Nganjuk punya potensi penentu bawang merah di Indonesia, jadi kalau bawang merah di Nganjuk jelek maka harga barang naik.
Potensi sekarang barang remeh-temeh itu ternyata punya harga yang tinggi.
Daun pisang bisa laku, daun jati mungkin saja bisa laku.
Zaman Gen Z itu laku dengan buat narasinya, misal daun talas itu bisa jadi piring ramah lingkungan.
Jadi dari cerita/narasi bisa meningkatkan penjualan.
Kalau pengen kaya, jadi penjual bukan bekerja”.
Terakhir, Dr. Arif Hakim selaku moderator menyimpulkan bahwa Desa Gampeng memiliki potensi untuk dapat terus tumbuh dan optimalisasi BUMDEs menjadi salah satu determinan utama dalam menggerakkan ekonomi lokal desa melalui peningkatan nilai tambah produk agar berpotensi menjadi komoditas unggulan desa sehingga mampu menjadi ciri khas dan dapat memberikan tambahan value dalam bentuk nilai ekonomi bagi warga atau masyarakat Desa Gampeng.
BUMDEs seyogyanya menjadi trigger bagi masyarakat untuk menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di desa, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, dan permasalahan lainnya melalui berbagai program yang memanfaatkan ketersediaan potensi yang dimiliki oleh desa.
Kedepan, BUMDEs Gampeng diharapkan dapat berkonstribusi pada perluasan sumber pendapatan desa sekaligus juga berpotensi mendorong peningkatan Pendapatan Desa dalam bentuk Pendapatan Asli Desa/PADes.
Usai berdiskusi dan penyampaian materi, Pemdes beserta jajaran dan Tim Pengmas Prodi MSHP SPs UNAIR melakukan foto bersama sembari santap sore dan berbincang santai bersama peserta kegiatan.
Tak lupa, dibawakan produk makanan lokal buatan warga Desa Gampeng seperti bawang goreng dan tempe berbungkus daun jati.
Bagi yang mampir ke Desa Gampeng, kami menyarankan untuk mencoba santap kuliner lokal “Asem -Asem Kambing” bagi mereka yang berkunjung atau sekadar transit.(Shin)
Tidak ada komentar