Upaya Fakultas Hukum Universitas Airlangga Membantu Petani Gula Pedawe Bali Melalui Program Pengabdian Masyarakat
Bali, Saranapos.com, Pada 26 Juli 2024, Fakultas Hukum Universitas Airlangga melakukan kegiatan Pengabdian masyarakat Yang Bertema “Pemberdayaan Petani Gula Pedawe Bali Melalui Program Kemitraan Masyarakat’
Program ini Dilaksanakan dengan skema Mandat Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan bermitra dengan Kelompok Tani Bima Dewa Gula Aren Pedawa, Bali dan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali serta Vrij University Brussel Belgia.
Adapun narasumber dari Fakultas Hukum UNAIR yaitu: Prof. Koesrianti, Doktor Intan Soeparna, dan Ibu Indah Camelia. Dari Unidiksha Prof. Dewa Gede Sudika Mangku, dan dari Vrij University Brussel Belgia yaitu Prof. Roberto Reyes Barerra.
Program pengabdian masyarakat ini ingin menggali potensi Kerjasama antara akademisi, Fakultas hukum UNAIR dan kelompok tani pengrajin gula Pedawa, sehingga ke depannya program kemitraan ini dapat terus berlangsung untuk mengangkat tingkat ekonomi masyarakat desa Pedawa di pasar nasional dan global.
Alasan mengapa pengmas kali ini diadakan dengan bermitra dengan para pengrajin gula aren Pedawa di Singaraja, karena akhir-akhir ini gula aren menjadi trend setter kehidupan sehat masyarakat Indonesia.
Banyak orang Indonesia beralih mengkonsumsi gula aren.
Gula aren menjadi pilihan masyarakat Indonesia, namun produksi gula aren ini masih sangat sedikit.
Artinya gula aren sebetulnya mempunyai potensi untuk dikembangkan secara komersial.
Saat ini masyarakat setempat masih menggunakan çara-cara tradisional, tradisi budaya dan kearifan local dalam memproduksi gula aren, dan cara ini masih dipertahankan penggunaannya sampai saat ini.
Belum ada unsur inovasi modern dalam pengolahan bahan mentah menjadi gula aren.
Menurut Dr Intan yang merupakan ahli hukum perdagangan dari Universitas Airlangga “produk tradisional yang dibuat dengan cara dan bahan tradisional yang seperti inilah yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan dukungan dari pemerintah, apalagi saat ini produk semacam inilah yang sedang diminati oleh pasar negara maju yang ingin mengurangi bahan kimia pada makanan mereka”
Hal tersebut dikuatkan oleh Prof Roberto yang memberikan contoh bagaimana negara Mexico memberikan perlindungan pada produk tradisional semacam ini.
Selain itu dia juga membagikan ilmu mengenai best practices yang telah dilakukan oleh Mexico untuk hal serupa sehingga dapat dijadikan contoh oleh petani Pedawe.
Namun Tantangan terbesar bağı petani gula aren pedawe adalah konsistensi prodüksi dan pemasaran imbuh Arya salah satu mitra petani.
Hal ini dikarenakan dengan produksi yang masih tradisional akibatnya produksi hanya mampu dilakukan dalam skala kecil dan belum mampu mencapai pasar yang lebih luas.(ma)
Tidak ada komentar