Pengabdian Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga “PENINGKATAN KUALITAS KOPI LOKAL UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF DENGAN BASIS TATA KELOLA PRODUKSI DI DESA KARE, KAB. MADIUN”
Madiun, Saranapos.com, Pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni yang lalu, Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Pascasarjana Unair yang diketuai oleh Cenuk Sayekti, Ph.D dengan anggota Dr. Hariyono, dan Prof. Suparto Wijoyo menyelenggarakan kegiatan sosialisasi peningkatan kualitas kopi dengan basis tata Kelola produksi di Desa Kare, Kabupaten Madiun.
Kopi merupakan produk andalan Kabupaten Madiun yang tumbuh di kawasan lereng Gunung Wilis, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Kopi Kare atau disebut juga dengan kopi Wilis diolah dan diambil dari perkebunan kopi yang hanya tumbuh di lereng Gunung Wilis memiliki keunikan atau specialty sehingga memiliki rasa yang berbeda dari jenis kopi lain yang ada di Indonesia.
Semua kopi yang dijual tersebut ditanam dan diolah sendiri oleh anggota kelompok tani setempat, yaitu Mugi Lestari.
Persaingan pasar kopi nasional yang ketat mendorong Kelompok Tani Mugi Lestari untuk lebih dapat memperluas pemasaran kopinya lebih luas lagi.
Akan tetapi, permintaan pasar kopi menuntut para petani kopi di Dusun Suweru untuk dapat mengembangkan skill atau kemampuan dalam pengelolaan produksi kopi rumahannya sehingga kopi dipasarkan tidak saja memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para petani, tetapi juga membuat para petani menjadi berdaya secara ekonomi.
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah sebagai berikut: Pertama, belum pahamnya mitra tentang pentingnya tata Kelola produksi untuk meningkatkan daya saing produk.
Kedua, mitra tidak memiliki mendapatkan pendampingan maupun pelatihan untuk peningkatan kapasitas SDM para petaninya.
Rendahnya upah dan pendapatan para petani kopi di Dusun Suweru tidak memungkinkan para petani ini untuk menyelesaikan masalah sendirian sehingga perlu dilakukan pendampingan terhadap kelompok tani seperti pendampingan dan pelatihan tata Kelola produksi kopi.
Berdasarkan dua permasalahan di atas, solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengabdian Masyarakat ini adalah memberikan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan dalam tata Kelola produksi Kopi Kare.
Dengan program Pengabdian Masyarakat ini, Kelompok Tani Mugi Lestari dapat memiliki nilai tambah untuk dapat memperluas pangsa pasar kopi.
Adapun untuk mengatasi permasalahan produksi kelompok mitra ditempuh tiga tahap sebagai berikut:
Tahap Pertama: Pelatihan Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani.
Pelatihan Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani yang tujuannya untuk memotivasi peserta kelompok tani Kopi Kare dalam membangun kebersamaan dan kerjasama antar kelompok dengan membentuk gabungan kelompok sebagai embrio untuk menyusun suatu kekuatan serta koordinasi dalam mengelola usaha tani.
Tahap Kedua: Pelatihan Manajemen Kemitraan Budidaya.
Tujuan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman tentang aspek manajemen berdasarkan kemitraan/persahabatan dalam menjalankan aktifitas budidaya dan memahami semua unsur budidaya tanaman.
Tahap Ketiga: Pelatihan Administrasi Pembukuan. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam melaksanakan administrasi kelompok dan pencatatan pembukuan secara sederhana dan transparan serta meningkatkan pemahaman pentingnya administrasi pembukuan bagi anggota.
Pada akhirnya, pengabdian masyarakat ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari penduduk setempat, karena memberikan petani kopi pengetahuan penting dan keterampilan praktis yang sangat penting untuk manajemen produksi yang efektif.
Salah satu komponen utama dari inisiatif ini adalah pengenalan teknik pembukuan yang mudah dipahami, yang dirancang agar mudah diadopsi oleh petani.
Pendekatan ini tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih mudah diakses tetapi juga memastikan bahwa petani dapat menerapkan teknik ini dalam kegiatan sehari-hari mereka tanpa merasa kewalahan.
Selain itu, dari pretest dan post-test yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa para petani ini telah mengalami peningkatan pemahaman sebagai hasil dari sosialisasi yang mereka terima.
Dengan pemahaman yang lebih jelas tentang kondisi keuangan mereka, mereka dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijaksana, mengelola proses produksi dengan lebih baik.
Pemberdayaan ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri mereka sebagai petani kopi, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan saat mereka berbagi pengalaman dan pembelajaran satu sama lain.
Singkatnya, pengabdian masyarakat ini tidak hanya membekali para petani kopi Kare dengan keterampilan manajemen bisnis yang penting, tetapi juga menanamkan rasa harapan dan kemungkinan untuk masa depan.
Saat mereka terus menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini, para petani ini siap untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar dalam usaha mereka, berkontribusi pada pembangunan ekonomi masyarakat secara keseluruhan, dan meningkatkan mata pencaharian mereka dalam jangka panjang.(ma)
Tidak ada komentar