Breaking News

ZIARAH WALI LIMO DIMINATI WARGA JANTI JOGOROTO JOMBANG Oktober 27, 2019 Jam 22.00 Wib



Jombang, Sarana Pos- Keberadaan Wali Limo, penyebar agama Islam di Jawa Timur, terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet wisata religi. Bahkan, wisatawan asing juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi tersebut.

Menurut H.Sholikhan Makruf Tokoh Agama Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang yang merupakan Donator Berangkat Ziarah Wali Limo  mengatakan keunikan wisata religi Wali mampu menyedot perhatian Umat Islam Seluruh Nusantara di Jawa Timur ada 5 wali yang makamnya menjadi objek wisata religi.


Ziarah Wali Limo yang di gagas secara gratis oleh Abah Sholikan sebutan akrabnya dilaksanakan Sabtu , (26/10/2019) yang dikuti 73 orang

Perjalanan ziarah Wali Limo yang mempunyai durasi hanya 1 hari karena jarak yang dekat sehingga waktu dalam perjalanan tidak melelehkan

Mengawali dalam perjalanan  ziarah pertama di Kota Surabaya yang dikenal sebagai Mbah Bungkul.

Mbah Bungkul yang berlokasi di Taman Bungkul Surabaya ini mempunyai nama asli Ki Ageng Supo yang lahir tahun 1400-1481. Sewaktu masuk Islam berganti nama menjadi Ki Ageng Mahmuddin. Mbah bungkul dikenal sebagai Guru dari sesepuh para Sunan yaitu Sunan Ampel yang berada di kawasan Surabaya Utara, Selain berziarah, wisata belanja juga lokasinya bersebelahan dengan Pasar Gubah, pusat oleh-oleh wisata religi.
Di lokasi makam terdapat sumur mata air yang diyakini mampu menyembuhkan beragam penyakit dan membuat awet muda. Beberapa peziarah sengaja menyimpan air tersebut untuk dibawa pulang kata Juru Kunci makam Ustadz Umar Faruq saat dihubungi melalui Via Telepon.

Ziarah selanjutnya mengarah ke Kota Gresik di makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Kedua Sunan ini mempunyai pola penyebaran agama yang cukup berbeda. Maulana Malik Ibrahim melakukan penyebaran agama Islam dengan pendekatan kultural dan sangat mahir di bidang pertanian dan pengobatan.

Di samping komplek Makan Maulana Malik Ibrahim terdapat Komplek makam keluarga Bupati pertama Gresik Kyai Tumenggung Pusponegoro I. Cara dakwah Sunan Giri yang mempunya nama asli Raden Paku/Ainul Yaqien dengan melakukan pendekatan kesenian dan mempunyai karya abadi seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng serta beberapa gending atau lagu instrumental Jawa seperti Asmaradana dan Pucung.

Butuh sedikit pengorbanan untuk mencapai makam Sunan Giri di perbukitan. Wisatawan bila mampu bisa berjalan kaki, namun bisa juga menggunakan transportasi ojek maupun dokar yang tersedia di sana.

Selain berziarah wisatawan juga bisa berkunjung ke Museum Sunan Giri yang menyimpan koleksi pribadi seperti sajadah dan beberapa alat salat lainnya. Lokasinya berdekatan dengan makam Sunan Malik Ibrahim.
Wisata selanjutnya menuju Kota Lamongan untuk berziarah ke makam Sunan Drajat yang mempunyai nama asli Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin, Tur berakhir saat mengunjungi makam Sunan Bonang yang berada di pusat kota Tuban. Bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim, Sunan Bonang menyimpan kontroversi seputar lokasi makam. Selain di Pusat Kota Tuban bersebelahan dengan Masjid Jami Tuban, makam Sunan Bonang juga dipercaya sebagian orang berada di Pulau Bawean. Karya seni abadi yang ditinggalkan dan masih bisa dinikmati sampai sekarang adalah tembang Tombo Ati yang sering kita dengar merupakan gubahan dari Sunan Bonang

H.Mustain salah satu donatur juga mengatakan kita memberangkatkan ziarah hanya semata-mata memenuhi keinginan saudara-saudara untuk berziarah religi yang belum kesampaian, semoga setelah dari ziarah ini semakin tekun dalam menjalankan ibadah, dalam kesempatan tersebut juga memohon doa restunya untuk sukses terpilih kembali dalam pencalonan Kepala  Desa yang memakai jorgan "LANJUTKAN" tutur abah tain

Cak Toha salah satu warga yang ditemui Jurnalis sarana pos menyampaikan terima kasih kepada para donatur yang dengan ikhlas membiayai ziarah tersebut, semoga cita-cita para donatur terkabul terutama cita-cita abah tain untuk terpilih kembali kedua kalinya, amin (kayi sp)

Tidak ada komentar